Akhirnya, timbul ide
untuk menyimpan sambal tersebut ke dalam botol kaca (tempat menyimpan ASI [air
susu ibu] yang belum terpakai). Selesai dikemas, muncul kembali ide untuk
mendokumentasikannya, siapa tahu bisa dipromosikan, syukur-syukur bisa
mendatangkan keuntungan. “Saya langsung mengganti foto profil di BlackBerry
Messenger (BBM) dengan foto sambal ikan roa,” kata Rima.
Esok harinya, muncul
lagi keisengan untuk membawa empat botol ke kantor untuk dipajang di meja
kerja. Tak disangka, sambal yang mulanya hanya sebagai tester itu ternyata
diminati teman-teman kantor. Empat botol sambal roa ludes dalam hitungan menit.
Beberapa temannya malah ada yang memesan.
Sementara di rumah
masih tersisa sambal roa yang belum dikemas. Rima mengemasnya lagi dan
berpromosi di BBM. Ternyata, banyak juga peminatnya. Order pun berdatangan.
Sambal roa buatannya habis terjual. Untuk menjaga persediaan, dipesanlah lagi
sekilo roa mentah ke teman yang di Manado. Bikin lagi, terjual lagi. Buat lagi,
habis lagi. Begitu seterusnya.
Dalam tempo enam
bulan saja, dari keuntungan jualan sambal itu, Rima mampu memberangkatkan
ibunya naik haji ke Tanah Suci. Akhirnya, di bulan Juni 2012, ia memutuskan
mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai asisten manajer di Smartfren untuk
fokus di sambal.
Sejak serius
menekuni produksi sambal ikan roa, Rima pun makin intens menggarap media sosial
seperti Facebook dan Twitter untuk memasarkan produknya. Selain itu, ia juga
mengirim gratis Sambal Roa JuDesnya kepada beberapa selebritas, seperti
pasangan suami-istri Hanung Bramantyo-Zaskia Mecca, penyanyi Nina Tamam,
presenter Andhara Early serta chef Bara Pattiradjawane yang kerap mengisi acara
di televisi. Para selebritas itu kemudian memajang foto sambal roa buatan Rima
dan memberikan komentarnya. Langkah ini langsung mendongkrak angka penjualan
Sambal Roa JuDes.
Seiring dengan kian
melajunya penjualan Sambal Roa JuDes, Rima pun akhirnya bekerja sama dengan
pemasok ikan roa dari Manado, yang mengirimkan ikan roanya dalam bentuk yang
sudah dihaluskan. Sehingga, Rima tidak perlu lagi membersihkan ikan tadi. Bisa
langsung diolah untuk dicampur dengan bawang merah, cabai dan garam.
Untuk keperluan
cabai dan bawang merahnya, suami Rima, Ciptoning Adiwijoyo, rajin membelinya
dari pasar induk. Setiap dua hari menghabiskan cabai 50 kg dan bawang merah
30-40 kg. “Biasanya suami habis ngantor belanja ke pasar induk. Sampai-sampai
dia jadi sering dicandain orang. Kalau ditanya, ’Kerjanya di mana?’, dijawabnya
, “PI.” PI itu maksudnya pasar induk hahaha…,” ujar Rima sembari tergelak.
Sambal Roa JuDes
dikemas dalam botol ukuran 200 gram, dan dijual eceran Rp 38.500 per
botol. Namun, seiring dengan kenaikan harga bahan baku, per 1 Oktober harganya
akan dinaikkan menjadi Rp 42.000 per botol. Kini, setiap bulan Dapur Nice Momy,
nama tempat produksinya, mampu menghasilkan 7.000 botol Sambal Roa JuDes.
Dengan harga eceran Rp 38.500 per botol, omsetnya Rp 269 jutaan. Tentu saja,
tidak semuanya masuk ke kantong Rima, karena ada bagian yang disisihkan untuk
para distributornya.
Okay,, langsung saja shabat,
setelah mengetahui penjelasan diatas, maka kita langsung menuju ke cara
pembuatan resep masakan yang satu ini.
Belum ada tanggapan untuk "SAMBAL ROA KHAS MANADO PRAKTIS"
Post a Comment